08 July 2013

Bermaknanya MABIT dalam Meningkatkan Iman dan Islam Praja


Assalamualaikum Warahamtullahi Wabarakatuh

Sabtu malam tanggal 1 Juni 2013 menjadi malam bertambahnya derajat praja di mata Allah karena pada malam tersebut, tepatnya pukul 21.30 WITA, telah dilaksanakan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) yang Insya Allah menjadi suatu kegiatan yang mendapat barakah dari Allah. Tema dari kegiatan MABIT kali ini yaitu “Renungan Untuk Makna Dan Tujuan Hidup Yang Sesungguhnya”.

Kegiatan MABIT tersebut diselenggarakan tidak hanya bagi praja yang aktif dalam organisasi Kerohanian Islam (Rohis) tetapi dapat pula diikuti oleh praja muslim lainnya. Adapun yang berpartisipasi yaitu Nindya Praja sebanyak 38 orang, Nindya Wanita Praja sebanyak 13 orang, Madya Praja sebanyak 31 orang dan Madya Wanita Praja sebanyak 22 orang.

Kegiatan yang dimulai pada
pukul 21.30 WITA tersebut dipimpin oleh Nindya Praja M. Aldietya Aswatra dan diawali dengan sambutan sekaligus pembukaan kegiatan MABIT oleh Kepala Bagian Administrasi dan Keprajaan yang diwakili oleh Bapak Ilmiawan. Selanjutnya, praja peserta MABIT mengikuti pengisian materi dari Ustad Zainuddin Sulaiman, Lc yang pada kesempatan tersebut hanya memberikan pengantar singkat sekitar 15 menit dan dilanjutkan pengisian materi tentang Perjalanan Hidup Manusia oleh Ustad Addin (Ahmad Mujahidin) yang berlangsung sampai pukul 23.40 WITA. Melalui materi Perjalanan Hidup Manusia, praja peserta MABIT dipaparkan tentang proses kehidupan yang dilalui oleh manusia sejak di alam ruh sampai nanti berada di alam yang kekal yaitu surga atau neraka. Di setiap pertengahan pemaparan materi, ditampilkan pula video-video pendukung materi yang menarik minat dan perhatian praja peserta MABIT sehingga terlihat antusiasme praja yang tinggi untuk menyimak materi yang disampaikan. Walaupun waktu yang disiapkan cukup singkat, materi tentang Perjalanan Hidup Manusia ini dapat menyampaikan secara garis besar bahwa kehidupan manusia yang sangat singkat di dunia ini akan menentukan kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Upaya selalu mengingat kematian juga menjadi nasehat penting agar manusia selalu meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah.

Acara selanjutnya yaitu pengisian materi yang disampaikan oleh Nindya Praja Fauzan Hidayat. Pengisian materi diawali dengan menyanyikan bersama Asmaul Husna oleh seluruh peserta MABIT. Kemudian baru dipaparkan materi tentang 10 karakteristik muslim yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Pemaparan materi juga disisipkan video-video pendukung materi. Selanjutnya, karena jam telah menunjukkan pukul 00.20 WITA dini hari, acara MABIT pada malam hari itu diakhiri dan praja dipersilahkan kembali ke wisma masing-masing untuk beristirahat. Pukul 03.00 WITA, praja peserta MABIT kembali lagi ke mushola Baitul Ulum untuk melaksanakan shalat tahajud berjamaah. Shalat tahajud yang dilaksanakan sebanyak 4 rakaat 2x salam dan diakhiri dengan shalat witir 3 rakaat 1x salam yang dipimpin oleh Nindya Praja Syahrizani. Meskipun peserta MABIT yang ikut serta melaksanakan shalat tahajud ini berkurang dibandingkan acara pada malam sebelumnya dan kondisi praja masih menahan kantuk, tetapi shalat tahajud dapat dilaksanakan dengan tertib.

Selesai shalat tahajud, kegiatan MABIT dilanjutkan dengan pengisian materi oleh Nindya Paja Deni Permana yang menjelaskan tentang Perjalanan Hidup Manusia. Selesai pengisian materi, terdapat renungan qalbu dari Nindya Praja Misbahul Munir. Renungan tersebut mengajak praja peserta MABIT untuk kembali mengintrospeksi diri terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan selama ini. Selesai renungan qalbu, acara dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Setelah shalat shubuh, acara MABIT belum selesai sampai disini saja. Acara dilanjutkan dengan melaksanakan lari pagi bersama di luar kampus IPDN NTB. Tidak hanya peningkatan spiritual dan ruhaniahnya saja yang dilakukan, tetapi MABIT ini juga merangkaikan acara peningkatan kualitas jasmani praja. Hal ini guna tercipta keseimbangan kualitas antara jasmani dan rohani praja. Setelah lari mengelilingi lingkungan di sekitar luar kampus IPDN NTB, praja peserta MABIT kembali ke kampus.


Acara MABIT dilanjutkan kembali dengan peregangan, minum air putih dan pelaksanaan beberapa permainan yang dilaksanakan di halaman depan Aula Rinjani. Adapun permainan yang dilakukan meliputi permainan konsentrasi tebak kelipatan angka, permainan zip zap yang akan menebak teman di sebelahnya ketika ditunjuk, permainan oper karet gelang melalui pipet dan permainan cerita berantai. Masing-masing permainan yang dilaksanakan memiliki makna dan fungsi tersendiri. Untuk permainan pertama, melatih konsentrasi dari peserta, permainan zip zap melatih kerespectan peserta dengan teman di sebelahnya, permainan oper karet gelang mengajarkan pentingnya kerja sama dalam sebuah tim, dan permainan cerita berantai mengajarkan bahwa dampak dari ghibah (bergosip) yang disampaikan dari satu orang ke orang lain cenderung mengalami perubahan cerita asli karena perbedaan cara komunikasi masing-masing orang. Itulah bahaya besar yang ditimbulkan dari ghibah yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Akhir dari pelaksanaan permainan tersebut, disampaikan pemenang juara 1, 2, 3 dan juara harapan 1 berdasarkan nilai akumulatif dari semua permainan. Kemudian acara MABIT ditutup dengan doa dan diakhiri dengan pelaksanaan makan pagi di menza. Setelah pelaksanaan acara makan pagi, praja peserta MABIT dipersilahkan untuk melanjutkan kegiatan masing-masing secara mandiri. Ini juga menandakan acara MABIT telah selesai dan diharapkan berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada saat MABIT dapat bermanfaat sekaligus menjadi awal yang baik bagi praja untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kualitas iman, islam, taqwa, dan ibadahnya kepada Allah SWT.

Total Pageviews