03 June 2013

Sang Penakluk Konstantinopel - Sultan Muhammad Al-Fatih

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Apa kabar sahabat muslimin dan muslimah sekalian? semoga selalu dalam keadaan sehat wal a'fiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT amin ya robbal alamin. Baiklah tanpa berbasa-basi lagi, kali ini CRM akan berbagi kisah kepahlawanan yang sekiranya dapat menggetarkan hati, menyentuh sanubari, membangkitkan semangat islami dan menambah rasa kecintaan dan kebanggaan kita terhadap agama rahmatan lil alamin ini. Oke, untuk mempersingkat waktu, mari kita simak bahasan kali ini.

Sahabaku, kita telah mengetahui banyak pahlawan di negeri ini, seperti Ki Hajar Dewantara yang bergelar pahlawan pendidikan, ada Jend. Ahmad Yani yang bergelar pahlawan revolusi, dan masih banyak lagi pahlawan di bangsa kita tercinta ini. Mereka berjuang mempertaruhkan waktu dan hidupnya demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa ini.

Sayangnya, kisah-kisah pahlawan pada zaman dahulu semakin lama semakin terlupakan. Tergantikan dengan pahlawan-pahlawan super dari bangsa barat seperti Superman, Spiderman, Wonder Woman, Fantastic Four dan masih banyak lagi pahlawan-pahlawan super yang dikenalkan bangsa barat, mereka membuat film-film pahlawan super dengan efek yang memukau para penontonnya, sehingga yang menonton itu merasa terkesima dan kagum terhadap pahlawan super yang dikenalkan bangsa barat, padahal pahlawan yang dikenalkan bangsa barat itu hanyalah khayalan semata, sedangkan pahlawan yang sebenarnya dilupakan.

Sahabat masih ingat Muhammad Al Fatih? Jika lupa, penulis akan menceritakan kembali, siapa Muhammad Al Fatih itu? Apakah dia bisa terbang seperti Superman? Apakah dia bisa berubah menjadi elastis seperti Fantastic Four? Apakah dia bisa bergelantungan di gedug-gedung tinggi seperti Spiderman?




 Muhammad Al Fatih adalah khalifah yang berhasil merebut dan menaklukan kota Konstantinopel (sekarang Instanbul, ibukota negara Turki) yang menjadi kekuasaan kerajaan Romawi. Beliau adalah keturunan dari Sultah Murad II, seorang pemimpin dari kerajan Turki Utsmani (Ottoman). Sejak kecil, beliau telah diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan oleh ilmuwan dan para ulama, seperti taktik dan seni perang, matematika, Al Quran, fiqih, hadits, bahasa dan sastra Arab, dan berbagai pengetahuan lainnya, salah satu ulama yang mengajari beliau adalah Syaikh Syamsuddin, yang merupakan keturunan dari sahabat Nabi Muhammad S.A.W, yaitu Sayyidina Abu Bakar As Siddiq.


Beliau selalu memperhatikan dan mempelajari cara ayahnya (Sultan Murad II) untuk berperang, ayahnya itu mempunyai misi yang sangat mulia, yaitu menundukkan kota Konstantinopel yang berada di wilayah kerajaan Romawi. Tetapi setelah beberapa kali mencoba namun beliau gagal karena kaisar Byzantium telah menebar fitnah di kalangan kaum muslimin yang menimbulkan perpecahan diantara mereka.

Beberapa tahun kemudian, dengan kematangan ilmu dan dan ketaatannya, pada tahun 855 H/1451 M, Muhammad Al Fatih menggantikan ayahnya untuk memimpin kesultanan Turki Utsmani. Beliau adalah sosok pemimpin yang sangat taat dan berilmu tinggi meskipun beliau baru berusia 21 tahun, dia telah membiasakan diri untuk tidak meninggalkan shalat sunnah, apalagi shalat fardhu, beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjud selama hidupnya, Masya Allah. Begitulah sifat pemimpin yang seharusnya, berilmu dan taat kepada Allah serta tegas dalam mengambil tindakan, tidak seperti para pemimpin zaman sekarang yang ingin enaknya sendiri dan cuma mengumbar janji, talk less do more.

Beliau ingin melanjutkan cita-cita ayahnya, yaitu menaklukan kota Konstantinopel, kota terpenting di dunia saat itu. Di dalamnya terdapat peradaban yang maju, merebut kota ini adalah tujuan yang sangat mulia, karena dapat memajukan peradaban umat Islam. Beliau pun melakukan berbagai macam persiapan yang sangat matang untuk melakukan penyerangan ke kota itu. Sultan muda ini sangat pilih-pilih dalam merekrut pasukannya, sahabat tahu apa kriteria utama pasukan yang ingin dia pimpin? Yaitu orang yang selalu mengerjakan shalat fardhu dan tahajjud, mengapa demikian? Karena menurut keterangan, tingkat ketakwaan seseorang itu dilihat dari sering atau tidaknya dia melakukan shalat malam. Tentunya orang yang taat pasti mempunyai semangat yang tinggi dalam berjihad. Sebagian besar pasukan yang telah direkrut oleh beliau, hampir tidak pernah terlewat mengerjakan shalat tahajjud, Subhanallah.

Karena Konstantinopel adalah kota yang dikelilingi oleh laut, ditambah temboknya yang tinggi dengan lebar 10 meter, tentunya ini adalah suatu tantangan yang berat bagi beliau. Karena letak kota itu dikelilingi laut, maka beliau membangun armada laut yang kuat untuk bisa menjebol dan masuk ke dalamnya.
Setelah melakukan persiapan yang matang, akhirnya pada hari Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M, beliau dan pasukannya telah sampai di kota tujuannya, yaitu Konstantinopel. Sebelum memulai penyerangan, sultan muda yang gagah berani ini terlebih dahulu memberikan khutbah tentang keutamaan berjihad di jalan Allah, dan salah satu hadits Nabi Muhammad yang selalu ada dalam benak beliau :
"Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja & tentaranya adalah sebaik-baik tentara."

Dengan khutbah beliau yang singkat ini, semangat para pasukan yang sudah tidak sabar untuk berjihad semakin membara, mereka ingin menjadi orang yang dimaksud oleh Rasulullah, yaitu prajurit terbaik. Sultan Muhammad Al Fatih berhasil membakar semangat para pasukannya, sehingga bergemuruhlah suara takbir dan tahlil di langit kota Konstantinopel, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Laa ilaaha illallah!."

Penyerangan pun dimulai, beliau dan pasukannya tidak henti-hentinya berdzikir kepada Allah, suara mereka mengumandangkan takbir yang menandakan semangat jihad yang tinggi di diri masing-masing pasukan muslim ini, menggetarkan musuh, membuat mereka semakin bersemangat untuk berperang di jalan Allah.

Ketika beliau dan pasukannya hendak memasuki kota dengan kapal laut, ternyata ada sebuah rantai yang besar menghalangi jalan mereka, kapal kecil saja tidak bisa melewatinya, apalagi kepal besar. Dengan keadaan ini, beliau bisa berpikir cepat, akhirnya beliau memerintahkan pasukannya untuk membawa kapal laut yang mereka tumpangi melalui jalur darat, subhanallah. Cara seperti ini belum pernah dilakukan oleh seorangpun, mengangkat kapal melalui darat untuk bisa melewati rantai besar yang menghalangi, Masya Allah. Beliau dan pasukannya terus berusaha untuk menjebol benteng pertahanan yang tinggi dan tebal itu.

Alhamdulillah, setelah beberapa hari berperang, akhirnya pada hari Selasa, 20 Jumadil Awal 857 H atau 29 Mei 1453 M, beliau berhasil menjebol dinding yang tebalnya 10 meter itu. Beliau langsung menyerang pasukan romawi yang berada di dalamnya, dan pasukan Romawi pun akhirnya menyerah. Sahabat, apakah setelah beliau menguasai Konstantinopel, beliau menyerang dan merusak segala hal yang ada di dalamnya? Tentu tidak. Beliau memerintahkan untuk tidak membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan para pendeta. Beliau juga tidak merusak gereja yang menjadi tempat ibadah kaum Nasrani. Beliau sangat toleran terhadap manusia, walupun berbeda agama. Setiap orang dibebaskan untuk memilih agamanya sendiri, beliau memahami bahwa tidak ada paksaan dalam Islam. Mereka hidup tenang didalamnya.

Inilah yang dimaksud Rasulullah, raja yang terbaik dan pasukan yang terbaik, yaitu Sultan Muhammad Al Fatih beserta para pasukannya yang gigih untuk menyebarkan dan menegakkan Islam di Eropa.
"Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja & tentaranya adalah sebaik-baik tentara."

Sahabat, tentunya kita merindukan tipe pemimpin yang seperti Sultan Muhammad Al Fatih. Beliau adalah pribadi pemimpin yang pilih-pilih, dapat berpikir cepat, berani, mempunyai toleransi tinggi, dapat mengambil langkah tegas, shaleh, taat kepada Allah, dan berilmu pengetahuan. Karena keberhasilannya dalam menaklukan kota Konstantinopel, rakyat maupun musuhnya begitu kagum terhadap beliau. Kita harus melihat sejarah jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik, kita bisa meniru pribadi-pribadi pemimpin muslim yang shaleh ini, terutama kita meniru Rasul kita, Muhammad S.A.W. Kita merindukan pemimpin yang dapat menentramkan bangsa ini, sehingga seluruh masyarakat yang ada di dalammnya bisa beriman dan bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, karena melihat pemimpinnya yang shaleh, beriman, bertakwa, dan berilmu, sehingga Allah memberikan keberkahan bagi bangsa ini, baik dari langit, maupun dari bumi.

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf [7] : 96).


Pahlawanku, Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel.

Sumber: Umatmuhammad,com

Total Pageviews